Sabtu, 14 Maret 2015


 (kringgg kringg kringg)                                             
Suara bel tanda masuk sekolah berdering kencang memecah telinga. Aku dan seluruh penghuni sekolah pun bergegas menuju lapangan upacara di hari Senin yang dingin itu. Atap yang meneteskan air sisa hujan, menghiasi pandanganku pada saat itu. Seluruh siswa dari setiap tingkatan membentuk barisannya dengan sangat tertib.
Dari kejauhan bisa ku pandang Senior – seniorku yang sedang berlatih untuk mengsukseskan jalannya upacara di hari itu.
Upacara pada hari itu pun di mulai. Seluruh siswa mengikuti jalannya upacara dengan hikmat tanpa ada pelanggaran sedikit saja. Beberapa menit berlalu sangat cepat. ketika Pak Isman membicarakan amanatnya, seluruh siswa SMA Valent sangat terkejut mendengar berita yang mencengangkan.
 Pak Isman memberitahukan bahwa Vani murid kelas XII IPA, tewas mengenaskan di Ruang praktik IPA sabtu kemarin. Vani tewas karena diduga terlalu banyak menghirup zat-zat kimia berbahaya, namun apa yang terjadi?. Mayat Vani ditemukan dengan kondisi tidak utuh dan berdarah di seluruh tubuhnya. Pantas saja aku terkejut tadi pagi, Aku melihat ada garis polisi yang terpasang di depan Ruang praktik IPA.
 Setelah rasa penasaranku akan garis polisi itu telah terucap oleh Pak Isman, aku pun tambah  merasa takut. Jujur saja, aku ini bukan seorang pemberani. Namun, aku selalu ingin tahu tentang hal – hal yang berkaitan dengan makhluk halus.
Upacara telah usai. Seluruh siswa dipersilahkan menuju kelas masing-masing. Aku pun berjalan menuju kelasku yang bertempat di sebelah Barat lapangan upacara. Sesampainya di kelas, teman-teman kelasku langsung gempar membicarakan insiden Vani itu. Tak terkecuali Ivan,Robert,Joe dan Yoseph. Keempat sahabatku itu memang sangat gemar membicarakan hal-hal seperti itu, sama halnya sepertiku.
“wah, keren nih! Pas acara Persami besok, kita dapet tantangan baru.” Ucap Joe, sahabatku yang memiliki  nyali  cukup besar.
“ngomong apa sih kamu joe? Jangan sembarangan deh.!” Saut Ivan, Sahabatku yang paling penakut. Sifat penakutnya melebihi diriku.
“udah-udah ngak usah ribut, guru dah datang.” Kata – kata Robert seseorang yang memang bijaksana. Dia lebih tua di bandingkan kami berempat. Namun, sifat bijak nya terkadang membuatku kesal. Ia juga sosok yang sangat dekat denganku. Karena Robert dan aku sudah berteman sejak SMP.
Pelajaran pada hari itu dimulai dengan berdoa bersama, mendoakan mendiang Vani. Beberapa siswi pun larut dalam tangisan, mendengar doa yang sangat menyentuh dari Bu Ive. Aku pribadi tidak begitu mengenal Vina, namun sesekali kulihat dia di Perpustakaan. Sosok Vani memang di kenal sebagai siswi berprestasi di angkatannya.
Belakangan ini, sekolahku memang banyak kejadian-kejadian aneh. Mulai dari kesurupan masal,siswi yang gantung diri di taman belakang sekolah, Dan yang terakhir Insiden mengerikan Vani ini. Namun,yang membuatku bertanya-tanya, mengapa kejadian itu selalu menimpa murid perempuan?. Aku belum berani untuk menelusurinya lebih lanjut. Tapi, kalau teman-temanku bersedia untuk menelusurinya, mengapa tidak?
Jam pelajaran telah usai. Akhirnya waktu yang paling di tunggu seorang murid di belahan bumi mana pun tiba. Ya, benar. Waktu istirahat. Siapa yang tidak suka saat-saat itu?. Aku dan keempat sahabatku bergegas menuju kantin, dan duduk di tempat dimana setiap hari kami singgahi.
“bu, baksonya 5 ya. Kayak biasa, ngak pake seledri.” Pesanku kepada seorang wanita paruh baya yang membuka warungnya di kantin sekolahku.
Tak lama kemudian, wanita itu pun datang membawa pesanan kami. Dan beliau berkata.

“den, kasian ya non Vina, mati di umur muda.” Sambil menaruh mangkuk yang berisi bakso itu.
“emang ibu liat kejadiannya?” Tanya Robert
“saya sih ngak tau pasti ya den. Tapi saya liat, non Vina masuk ke ruangan itu (menunjuk ruang praktik IPA) secara diam-diam. Mencurigakan sih den.”
“Ooo, makasih deh ya bu. Sekarang ibu balik kerja aja. Banyak pelanggan tuh.” Perintahku ke wanita tua itu.
Aku dan sahabat-sahabatku langsung membicarakan topik Insiden itu lagi, sambil memakan bakso yang telah kita beli. Pembicaraan itu tiba-tiba mengarah ke hal-hal bodoh yang berbahaya. Joe mengajak kami berempat bermain Jelangkung di malam persami besok. Tentu saja hal itu langsung kami tolak.
“Apa-apaan sih kamu jo.! Ngak usah aneh-aneh deh. Kamu ngak kapok, di hantui sama setan di Rumah Kentang gara-gara tingkah konyolmu itu?.” Saut yoseph yang memiliki pengalaman mengerikan bersama joe di rumah kakeknya di bandung yang di juluki oleh warga, dengan sebutan Rumah Kentang. Yoseph pun mulai bercerita tentang kejadian naas nya itu.
“jadi gini, dulu aku sama joe nginap di rumah peninggalan kakekku. Kenapa aku sama joe nginap disana? Itu semua salah joe. Dia penasaran banget sama rumor yang beredar kalau di rumah itu sering tercium aroma kentang tengah malam. Terus, aku setujui deh apa yang dia mau. Lagi pula aku juga penasaran. Dan kalian tau apa?.”
“apa yos?.” Tanya aku,Robert dan Ivan karena penasaran. Dan Joe, hanya terdiam dengan muka bersalahnya.
“To be continued.!”Nanti aja ah, aku pengen bikin kalian penasaran”
Kami bertiga pun mulai terpancing emosi. dan menarik tangan yoseph.
“cepetan ngak! Aku patahin tangan mu!.” Ucapku karena terlalu emosi.
“oke, oke. Dan ternyata si joe bawa jelangkung buat di mainin disana.dan penunggunya pun marah besar. barang-barang disana mulai kehilangan control. Piano berbunyi sendiri,ketukan pintu yang sangat mengganggu, dan banyak deh kejadian aneh pada saat itu. Padahal di rumah itu cuma ada aku dan joe. Sekitar rumah itu pun sepi, hamper tidak ada orang.” Lanjut ceritanya
“hah? Kamu gila jo? Nekat banget kamu!” ucapku sambil melirik dengan mata melotot
“ya, namanya juga penasaran.”
“ya tapi ngak segitunya juga kali.!” Saut Robert


Bel masuk pun berbunyi. Kami berlima menyudahi pembicaraan konyol itu. Entah itu nyata atau tidak, namun tingkah joe memang sudah keterlaluan. Kami pun sampai di kelas dan langsung duduk di tempat kami masing-masing. Tak lama kemudian guru pun datang.
Selama pelajaran berlangsung, aku sangat tidak semangat. Entah mengapa tiba-tiba seperti ini. Badan ku merasa tidak enak. Perutku mual,kepalaku pusing dan terus menerus seperti itu sampai aku tidak tahan lagi. Aku pun memberanikan diri untuk izin ke toilet kepada Guru Matematika yang sedang mengampuh.
Lorong demi lorong sepi sekolahku, ku lewati dengan suara percikan air hujan yang menghiasi perjalanku menuju toilet. Saat itu cuaca sangat ekstrim secara mendadak. Awan menjadi gelap,hujan yang sangat deras,suara gemuruh petir yang kadang membuatku jantungku hampir berhenti. Toilet di sekolahku itu berada lumayan jauh dari ruang kelasku yang ada di ujung barat sana. Aku terkejut melihat kucing hitam yang tiba-tiba loncat dari sebelah kiri ku. Namun tak mengapa, aku harus terus berjalan menuju toilet. Walaupun sakit di tubuhku makin menjadi. Akhirnya aku tiba di toilet itu, aku berjalan menuju wastafel yang ada di  hadapanku. Kondisi toilet itu sudah tidak terawat. Lampu yang sangat redup, sarang laba-laba dimana – mana, lantai dan dinding yang berkerak menambah ciut nyaliku selama berada di sana. Aku memuntahkan sesuatu dari mulutku di wastafel. Aku sangat terkejut dan ketakutan.
Aku ingin berteriak tapi tak bisa. Entah mengapa suaraku tidak bisa keluar. Dan lagi, aku memuntahkan darah sangat banyak beserta belatung yang ada bersamanya. Aku hanya bisa lari menjauh dari toilet itu dengan keadaan sakit yang amat sangat. Aku berlari dan terus berlari menuju Kelasku, Namun seolah-olah lorong itu sangat panjang, dan selalu bertambah panjang. Aku tak kuat lagi, aku hanya bisa pasrah akan nasibku. Lalu aku tersender di dinding tepat di sebelah kananku, dalam kondisi sangat lemas. Gemuruh petir dan awan yang gelaplah yang menemani saat itu. Mataku mulai sayup, apa yang terjadi padaku sebenarnya? Aku memuntahkan sesuatu yang tak lazim, mendadak sakit yang amat sangat ini dan lagi kaki ku mulai mati rasa. “Apa ini ajalku?” Itu lah pemikiran pendekku saat itu. Tiba-tiba seseorang wanita cantik menghampiriku. Jalannya sangat anggun. Ia berpakaian baju dress putih panjang se lutut. Walau aku melihat dengan mataku yang sayup, wanita itu semakin lama semakin dekat. Dan tiba tepat di hadapanku. Wanita itu tersenyum padaku. Namun, semakin lama kupandang wajahnya, wanita itu berubah menjadi sosok yang amat menyeramkan. Wajahnya merlumur darah, salah satu matanya terlihat kosong seperti bekas di congkel . dan setelah itu, aku pun tak sadar diri lagi.
Aku terbangun dan keempat kawan ku ada disana. Aku belum sepenuhnya sadar. Pertama kali terbangun, secara tidak sengaja aku berteriak ketakutan . Tapi, sahabat-sahabaku itu langsung menenangkanku.
“aku dimana? Aku dimana?”
“kamu di UKS put, tadi kamu pingsan di depan kelas” penjelasan singkat dari Robert
“iya put, lagi kamu kenapa sih? Mabuk bakso?” Canda Ivan
 “serem, serem banget! Aku hampir mati tadi.”
“ngomong apa sih kamu?”
“tadi aku liat cewek, mukanya serem banget. Aku juga muntah darah dan ada belatungnya.”
“kamu kenapa sih? Jelas – jelas pas tadi kamu izin ke Pak Doni dengan mukamu yang pucat dan kamu langsung pingsan tepat pas di depan kelas. Aku langsung bawa kamu kesini deh.” Penjelasan dari Robert
“ber.. berar.. ti tadi itu mimpi?” tanyaku (bingung)
“emang kamu mimpi apa put?.” Tanya ivan
“aku ngak mau bahas itu. Ngeri banget.kenapa kejadian itu nyata banget ya?.”
“ahh, sudah lah. Kau istirahat saja put.”Perintah dari sahabat-sahabatku.
Aku masih tak habis pikir, mengapa mimpi buruk seperti itu menimpaku?. Apa Tuhan tidak tau kalau aku ini penakut?. Aku berusaha melupakannya. Walau ku tau, aku ini seorang yang mudah depresi. Masalah sedikit pun, bila ku pikirkan akan menjadi masalah besar.
Hari itu berjalan dengan cepat. Tak terasa, 3 jam sudah aku terbaring lemah di UKS. Aku memberanikan diriku kembali ke kelas untuk mengambil tas dan beberapa hal penting yang ku simpan di laci mejaku. Ternyata disana sudah tidak ada orang. Sahabat-sahabatku pun juga tak ada disana. Tidur macam apa aku tadi? Sampai bel pulang tak ku dengar. Ku hiraukan semua itu, dan langsung bergegas pulang.
Sesampainya di Rumah, ku langsung menuju kamarku untuk mengganti pakaian. Setelah itu, seperti biasanya ku langsung mengambil piring yang ada di dapur dan menerima jatah makan siang ku.
(kling… kling..) dering handphone ku yang ku tinggal di kamar. Ku hampiri handphone ku yang ada di kamar, dan ku lihat siapa yang mengirimi pesan itu.
Pesan itu ternyata dari Ivan, ia mengirimi foto mengerikan ke salah satu media sosialku. Secara otomatis, ku langsung menelepon Ivan.
“foto apa itu van?.” Tanya ku setelah Ivan mengangkat teleponnya.
“Ooo, itu. Itu foto kak Vani put. Aku dapat dari salah satu senior kita yang ada di TKP pada saat itu. Dia nge upload foto itu barusan. Aku curiga dia dalang dari semua ini.”
“Dia? Dia siapa?.” Tanyaku sangat penasaran
“Kak Roni kelas XII IPA, Ketua Tim basket sekolah kita.!”
“Ngak mungkin lah, Kak Roni itu kan mantan ketua OSIS kita.”
“Apa hubungan nya mantan ketua OSIS sama pembunuhan?. Ya bisa aja kan?”
“Ya tapi kamu jangan asal nuduh dulu van. Fitnah itu namanya.”                                                                                         (tittt…titttt…titt) Telepon itu tiba-tiba terputus.
“apa sih yang nih anak omongin. Dasar alay facebook” gerutuku


KEESOKAN HARINYA.

“Besok sabtu kita akan melaksanakan PERSAMI calon anggota Gudep. Jadi kalian siapkan mental dan fisik kalian. Sekarang, buka buku halaman 72.” ucap Guru yang sedang mengampuh
Dan tiba-tiba, dari kelas sebrang terdengar suara teriakan seorang murid. Aaaaaaaaaaaaa.!. teriakan itu terdengar sangat menggangu. Seisi kelasku pada saat itu secara otomatis langsung menoleh ke arah jendela. Guru ku yang mengajar pada saat itu memerintahkan kami untuk tetap tenang dan jangan melamun.
Astagaa.! Ku lihat dari sisi jendela kelasku, tampak sangat jelas ada wanita yang kulihat di mimpiku kemarin sedang berdiri di hadapan siswi yang kesurupan itu. Mataku secara langsung kututup dengan kedua tanganku. dan beberapa detik setelah itu, kuberanikan membuka mataku. Aku terkejut melihat wanita itu berada tepat di samping Guru itu. Aku teriak se kencang-kencang nya. Robert,yang tepat berada di sampingku menepuk pundakku, sembaring bertanya.
“kamu kenapa put?.”
“hahhh, apa? It…ituu.!” Bicara terpatah-patah. Seisi kelas memperhatikanku. Mereka menganggap aku gila. Ternyata tadi itu hanya khayalanku semata. Aku pun langsung menuju keluar kelas dan mengarah ke keran air yang ada di depan kelasku tanpa meminta izin guru. Ku usap wajahku, lalu aku kembali ke kelas. Ketika aku masuk kelas, semua penghuni kelas menertawakanku. Kecuali sahabat-sahabatku. Mereka tampak bingung. Melihat aku yang mereka pikir sangat berbeda.
Waktu-waktu suram itu telah usai seiring berputarnya waktu. Istirahat pun tiba, seperti biasa kami menuju kantin dan duduk di tempat langganan kami berlima. Sama halnya seperti hari sebelumnya, kami memesan bakso tanpa seledri dan es teh manis special buatan Bu Inem.
“loh den, den putra kok muka nya pucat? Ngak seperti biasanya.” Ucap wanita pemilik warung itu

“lagi ngak enak badan bu.” jawab ku singkat
“yowes, saya buatkan dulu ya pesanannya.”
“Oh iya van, kemarin itu maksudnya apa? Kok kamu nuduh kak Roni dalang dari semua ini?.” Tanyaku
“siapa yang nuduh, aku kan cuma nebak. Lagi pula dapat dari mana coba foto itu.”
“foto apa sih put?.” Tanya yoseph binggung. Yang lainnya juga binggung dengan apa yang ku bicarakan.
“itu, si Ivan ngirimin foto kematiannya kak Vani. Dan dia nuduh kak Roni yang ngebunuh.”
“kok sekarang setiap istirahat ngomongin ginian sih? Come on guys, move on!.” Ucap Robert

Hari demi hari ku lewati bersama kawan-kawan ku. Dan hari dimana PERSAMI di laksanakan tiba. Seluruh murid kelas X membawa seluruh perlekapan dan kebutuhannya selama 2 hari mendatang. Hari itu, matahari sangat terik. Sungguh cuaca yang sangat mendukung.
“ayo semuanya baris sesuai Tim kalian. Ketua Tim berada didepan.” Perintah dari Pembina
Seluruh murid langsung membentuk barisan mereka. Tak terkecuali aku,Robert,Ivan,Joe dan Yoseph. Kami semua di kumpulkan di lapangan itu untuk mendapat denah lokasi tempat penyelenggaraan PERSAMI. Akhirnya setelah beberapa menit menunggu, tiba
saatnya Tim ku mendapat giliran. Robert selaku ketua maju untuk mengambil segulung kertas itu. Kami pun memulai petualangan kami.
Perjalanan menuju lokasi sangat jauh. Matahari mulai mengubah warna kuning cahayanya menjadi jingga. Waktu petang tiba. Aku dan Timku masih kebingungan mencari lokasi PERSAMI itu. Beberapa kali kami juga tersesat.
Setelah menempuh perjalanan selama 6 jam, akhirnya aku dan Timku tiba di lokasi. Astaga, betapa jauhnya tempat ini. Tempat ini bahkan 3 lebih besar di banding sekolahku. Memang tak salah ku memilih Pak Agus (Pembina pramuka) sebagai guru yang sangat ku benci.
Seluruh Tim telah berkumpul di lokasi pada pukul 19.00. sedangkan Timku dan beberapa Tim lain sudah mandi dan menyiapkan beberapa persiapan untuk acara selanjutnya.


Pukul 21.00
Setelah seluruh Tim siap, acara api unggun pun di mulai. Tak sedikit murid perempuan yang tidak mengikutinya dengan alasan sakit.


Di akhir api unggun, kami seluruh murid kelas X di persilahkan duduk untuk mendengar sedikit cerita dari senior. Ternyata senior itu menceritakan tentang mitos yang ada di asrama itu. Asrama tempat kami menginap memang terlihat mengerikan. Bangunannya terlihat seperti bangunan belanda, pepohonan rindang menjadi pusat perhatian kami disini.
Senior itu mulai bercerita.                                                                            “dulu, sekitar 20 tahun lalu. Tempat ini adalah tempat pengajaran sesat. Banyak tumbal mati disini. Konon katanya, para pengikut pengajaran sesat itu harus mencari tumbal. Yaitu kepala salah satu anggota keluarga mereka. Hal tersebut di percaya dapat membuat mereka hidup 1000 tahun lamanya. Kalau mereka tak mendapat tumbal itu dalam waktu 13 hari, sang pemimpin pengajaran sesat itu akan mencongkel mata mereka. Banyak tumbal keluarga yang mati, dan tak sedikit pula mata yang di congkel dan di makan oleh para pengikut. Kata orang-orang yang tinggal di daerah sini, sangat-sangat banyak arwah yang gentayangan di sekitar asrama dan pedesaan terdekat. Dan hal yang dapat memanggil mereka adalah, membunyikan lonceng sebanyak 13 kali.” Cerita Kak Geo salah satu seniorku yang memiliki wajah keturunan eropa.
(tingg…ting…ting…) begitu seterusnya sampai 13 kali. Suara itu sangat mengganggu telinga. Ternyata seniorku yang lain membunyikan lonceng itu sebanya 13 kali. Seluruh peserta merasa khawatir.
Namun, kak Geo menampis ke khawatiran kami. Ia berkata kalau itu semua hanya rumor dan gossip yang beredar.
Jam menunjukan tepat pukul 24.00. Tepat tengah malam. Suasana semakin mencekam, tak sedikit dari kami yang pingsan karena ketakutan. Namun aku,Robert,Ivan,Joe dan yoseph tetap semangat. Walau sebenarnya aku pun juga demikian. Acara di lanjut dengan jurit malam.
Setiap Tim hanya diberi 5 lilin kecil yang biasa di gunakan untuk hiasan kue ulang tahun dan 3 batang korek api. Setiap Tim di perintah kan untuk mencari 3 bendera bertuliskan SMA Valent yang disebarkan di seluruh asrama yang besar ini.
Timku mulai bergerak. Robert memerintahkan ku untuk berada di paling depan. Jelas ku menolaknya. Aku memberikan seribu alasan kepada Robert. Dan akhirnya Robert mengalah juga. Kami belum menyalakan lilin pertama kami. Kami harus menghematnya. Perjalanan masih sangat jauh. Dan lagi, memang keadaannya belum 100% gelap.
Kami mengintari jalan yang berlumpur itu dengan berbaris. Dan tiba saatnya Robert menyuruh Ivan menyalakan lilin pertamanya. Timku merelakan 1 lilin dan 1 batang agar lorong gelap yang ada di hadapan kami saat itu terlihat lebih jelas.

Setelah lilin itu menyala, kami memulai lagi misi kami mencari bendera itu. Hawa dingin dan suara burung gagak menemani aku dan kawan-kawanku yang sedang menjalani misi rumit itu.
Dari sini, bisa ku lihat. Terdapat sebuah boneka berukuran sebesar manusia yang amat menyeramkan di sudut lorong itu. Itu semua pasti ulah para senior yang jahil. Namun ada yang janggal. Entah mengapa Joe selalu terdiam di setiap kejadian yang menghampiri. Joe terlihat tak bersemangat. Apa dia sakit?. Tapi tu tidak mungkin, karena kemarin kami berlima masih bisa bersenang-senang di gedung bioskop.
Sontak aku pun bertanya.                                                                              “kamu kenapa joe? Sakit?.”
“ngak papa kok, aku Cuma kecapean aja. Ayo kita terus focus. Biar cepat selesai dan cepat istirahat.”
“Ooh, ok. Yang kuat ya joe.”
“loh, yoseph kemana?” Tanya Robert
“tadi tuh anak masuk ke ruangan itu.(menunjuk salah satu ruangan kecil dengan pintu yang terbuka) Ngak tau ngapain.” Jawab Joe
“temen-temen, liat deh. Aku nemu apa!” seru yoseph yang baru keluar dari ruangan itu. Dan membuat kaget aku dan yang lainnya. Dengan baju yang tak sedikit di tempeli sarang laba-laba.

“wih, punya siapa itu yos?” Tanya Ivan
“aku nemu di situ tuh.” (sambil menunjuk salah satu ruangan kecil)
“lumayan bisa ngebantu penglihatan kita.” Tambahnya
“kalo itu punya si pengikut sesat gimana?.” Ledek Ivan. Yang membuatku kesal juga.
“ngomong apa sih kamu? Kan tadi kak Geo itu cuma rumor.” Sautku, dengan nada yang sedikit kesal
“tapi kalo rumor nyata gimana?.”
“ah, sudah-sudah. Ayo kita lanjut. Dan yos, sini senternya biar aku yang megang. Tapi kok kamu tau disana ada senter?.”
“panjang ceritanya.”
Kami pun melanjutkan perjalanan dengan rasa penasaran yang kami pendam. Kami pun mengintari lorong itu dengan senter yang ditemukan yoseph. Saat itu, kami tidak begitu khawatir lagi. Kami sudah mendapatkan penerangan yang bisa di bilang cukup.
Di Lorong ke 2
Kami sudah mulai merasakan ada kehadiran sosok tak kasat mata. Mulai dari pintu yang terbuka sendiri,jendela yang menutup sendiri dan kejadian janggal lainnya. Di sela-sela kesibukan, aku meminta seluruh kawanku itu untuk menemaniku ke toilet.
Jujur saja, aku sangat takut pada saat itu. Mereka pun menyetujui permohonanku. Kami mencari letak toilet itu. Toilet itu tak jauh dari tempat kita berdiri.
Sesampainya di toilet itu, aku memberanikan diri untuk masuk demi mengeluarkan urineku akibat ketakutan. Toilet di sana memang bersih, sangat bersih. Aku dapat mencium wangi-wangian kembang tujuh rupa disana. Bau kemenyan juga kutemui.
Disana,ku dapat melihat sesosok pria tinggi berpostur tubuh besar dan kulitnya sangat gelap. Lalu kutanya setelah aku selesai buang air.
“pak, bapak pengurus asrama ini?.”
Orang itu hanya diam tanpa kata. Dan terus mencuci tangannya di air yang mengalir itu. Ku lihat ada yang janggal. Air itu berubah menjadi darah, dan cermin di hadapannya bertulis. “Get out.!!! This is my place! Back to hell!” dan pria besar itu menghilang bersamaan dengan matinya lampu disana. Kebetulan, korek Tim ku aku yang bawa. Lalu korek itu ku nyalakan. Dan setelah korek itu menyala, aku sangat terkejut. Pria besar tadi berubah menjadi sosok yang amat menyeramkan. Mukanya hitam gosong, matanya kosong dan dari matanya bisa kulihat ada darah yang mengalir keluar. Sosok itu yang disebut orang GENDORUWO. Dan kini dia ada di belakangmu.! Hehehe
Kembali ke cerita. Setelah kejadian itu ku langsung melarikan diri dan menuju kembali ke Timku. Ku ceritakan semua itu ke seluruh temanku.
“Lari dari sini temen-temen. Tempat ini ngak aman.!” Dengan nada terhendus-endus.
“kenapa sih?.” Tanya Robert
“It…ituu. Ada gendoruwo!.”
“hahaha, masih zaman hantu gendoruwo?.” Ledek Ivan
“halah, ayo kita lanjut aja. Ngaco kamu put.” Ucap yoseph
Mereka tak percaya dengan apa yang ku katakan. Kami melanjutkan misi yang menyeramkan ini. Beberapa waktu berlalu. Akhirnya Timku mendapat bendera pertamanya. Bendera itu di tempatkan di bangku yang ada di ujung lorong itu. Segera ku perintahkan Robert untuk mengambilnya.
(Ting…ting…tingggg) suara lonceng terdengar dari lantai 3. Suara itu sangat kencang, kami pun menutup telinga dengan tangan.
“suara apa itu?.”
“paling ulah senior.” Sautku
“abis dari sini kita cari di bawah yuk, tadi aku liat tangga yang buat ke lantai 3 di halangin sama meja yang di tumpuk.” Mohon Ivan, karena dia terlihat sangat takut.
“itu Cuma bisa-bisaan senior paling. Senior-senior dan guru Pembina kita kan ngak punya otak.” Ucap yoseph
Kami pun memutuskan untuk berjalan menuju lantai 3. Tangga itu di penuhi oleh meja yang ditumpuk. Robert pun memerintahkan untuk berhati-hati melewati tangga itu.
Setelah melewati jalan yang rumit itu, akhirnya kita berlima tiba di lantai 3. Yang benar saja. Lorong disana lebih lebar di banding lorong di lantai bawah. Hawa pada saat itu tambah dingin dan mencekam.
Kami mulai berjalan mengintari lorong disana. Ketika Robert menyorotkan cahaya senter itu ke arah utara. Aku melihat wanita yang kulihat di mimpiku beberapa waktu lalu. Kini ia menunjuk kesuatu ruangan. Aku pun menceritakannya.
“Teman-teman, coba lihat disana. Kalian liat wanita itu?.”
“put put put, kamu ngak usah bikin aku kencing disini deh.” Ucap Ivan
Kami berlima sontak berlari menuju tangga turun. Kami terkejut, wanita itu sudah menunggu di bawah. Joe yang makin melemas, akhirnya tidak sadarkan diri. Kami semua panic setengah mati. Sebenarnya,apa yang wanita itu inginkan?
“Rob, sini senternya. Aku bakal cek ke atas. Aku dah muak dengan semua ini.” Ucapku
“serius kamu?.”
“iya, cepat.!.” sautku yang pada saat itu mendadak menjadi seorang pahlawan untuk kawan-kawan ku.
Aku pun mulai berjalan mengintari lorong disana, dan meninggalkan teman-temanku yang sedang khawatir di tengah badan tangga itu
Aku melihat wanita itu lagi. Ia berdiri di depan ruangan itu seolah-olah mengajakku masuk kedalam. Aku juga mendengar bisikan-bisikan yang mengatakan “tidak usah takut putra,aku melindungimu.” “putra, tolong aku.” “putra aku melindungimu.” Begitu berkali kali. Seperti terhipbotis, aku pun berjalan menuju wanita itu.
Setelah ku tiba mendekati wanita itu, ia menghilang. Dan kini aku mendengar suara teriakan minta tolong dari dalam ruangan yang memiliki pintu ber design tempo dulu. Ku tendang pintu itu sekuat tenaga, sampai akhirnya pintu itu terbuka. Kudapati wanita itu berada di depan lemari besar sambil menjeduk-jedukan kepalanya ke lemari itu. “putra, tolong aku.” Bisiknya dengan nada lembut. Aku pun sontak menghampirinya dan menendang lemari besar itu. Aku menendang, dan terus menendang. Sampai akhirnya lemari itu terbuka.
Aku sangat sangat terkejut. Di dalamnya ada banyak tengkorak manusia. Kudengar suara wanita itu tertawa. “hihihihihihi”. Pintu ruangan itu tiba-tiba ter tutup. Suasana saat itu sangat menyeramkan dan sangat dingin. Sontak ku langsung berusaha keluar dari ruangan itu. “duk…dukk…dukkk” suara pijakan kaki seseorang terdengar dari sudut lain ruangan itu. “dyarrrrrrr” pintu itu terbuka setelah aku berhasil menendangnya dengan seluruh tenaga. Ku lihat lorong itu dipenuhi sesosok manusia yang mendesis seperti zombie di cerita rakyat amerika. Wajah mereka sangat menyeramkan. Aku tak kuasa menahan rasa takut ku. Ku lompat ke kolam renang besar yang ada di Lantai 1. Aku berhasil lompat dengan selamat dari lantai 3. Dengan basah kuyup, ku keluar dari kolam renang itu.
Disana sangat sepi. Entah kemana manusia-manusia yang tadi bersamaku. Aku berjalan keluar dari asrama itu dengan kondisi kakiku yang mengeluarkan darah karena terbentur pinggiran kolam. Aku sangat bingung. Apa yang terjadi denganku sebenarnya? Mengapa ini semua menimpaku? Ini semua tidak masuk akal. Kalian juga pasti sangat bingung kan?.
Waktu saat itu menunjukan pukul 4 pagi. Ku tersender di pinggir jalan raya. Tak ku sangka, ada mobil yang mengklakson ke arahku. Dan aku sangat terkejut. Orang itu adalah Robert. Hatiku terus mengebu-gebu. Air mata tak kuasa ku tampung. Robert memakai pakaian seperti habis pesta. Sangat rapi. Aku pun membuka pintu mobilnya dan masuk. Lalu,siapa yang ada bersamaku tadi itu?
“Robert, aku menginap di rumah kamu ya.” Dengan nada
“iya put, tapi kamu abis dari mana?.”
“ceritanya panjang Rob, aku juga bingung apa yang terjadi.”
“yaudah, kita langsung kerumahku ya.”
Aku dan Robert pun melaju ke rumah Robert. Di sepanjang jalan, ku pukul-pukul kepalaku dengan tanganku. aku bingung setengah mati. Sampai-sampai Robert bingung.
KEESOKAN HARINYA.
“Rob, anter aku ke mbah sumo. Aku mau Tanya dia, apa yang terjadi sama aku.”
“tunggu, tangan kamu kenapa put? Kok kayak bekas lebam gitu?.”
“ceritanya panjang rob.”
“coba certain ke aku, apa yang sebenarnya terjadi.”
“jadi gini, awalnya itu aku ngerasa kita lagi di acara PERSAMI. Ada semua anak-anak SMA Valent juga disana. Terus kitajalan ke suatu asrama, di asrama itu kita ada misi gitu. Disana aku juga ngeliat cewek yang kemaren aku liat di mimpi. Aku ngeliat mayat hidup,tengkorak-tengkorak, dan hantu kepala buntung. Aku bingung Rob. Dan tiba-tiba aku ketemu kamu yang 180 derajat beda sama yang sebelumnya aku liat.”
“ngak masuk akal put. Jelas-jelas, tadi malam aku dan teman-teman itu nongkrong di cafĂ© biasanya. Disana ada kamu juga put.!”
“hah? Keadaan berbeda 100 persen. Ini udah ngak beres. Ayo kita ke Mbah Sumo.”
Aku mengajak Robert menuju Mbah Sumo, seorang paranormal yang di kenal sakti oleh orang banyak. Kita berdua pun langsung menuju bagasi mobil dengan keadaan sangat panic dan berlari kecil.

SESAMPAINYA DI TEMPAT TUJUAN
Kita masuk ke rumah Mbah Sumo. Rumah itu sangat mencekam. Dari depan bisa kita lihat ada patung setan besar beserta perhiasan tengkorak yang menggantung.
Mbah Sumo sudah menanti kehadiranku. Ketika ku baru sedikit menginjak rumah itu, Mbah Sumo sudah berkomat-kamit membaca mantra.
“Mbah, permisi mbah.”
“Sini kamu, duduk. Setan bejat!.” Ucapnya yang membuat ku kaget.
Aku dan Robert duduk di hadapannya. Sambil menceritakan apa yang terjadi padaku.
“Mbah, belakangan ini aku mengalami kejadian-kejadian aneh. Mulai dari mimpi buruk,Sesekali melihat wanita yang menyeramkan,dan yang paling-paling yang baru terjadi tadi malam.”
“ya, saya sudah tau. saya dapat melihat itu semua. Dirimu di masuki roh jahat nak, hanya ada 1 hal yang dapat mengusirnya.”
Aku terkejut, ternyata Mbah Sumo sudah tau semua hal yang terjadi padaku. Ia juga membuatku penasaran.
“apa itu mbah?.”
“sebelum saya memberitau hal itu. Saya ingin memberitahukanmu sesuatu. Dirimu itu di rasuki roh yang sangat amat jahat. Ia suka menggoda remaja sepertimu. Roh itu tak lain dan tak bukan, arwah yang bergentayangan di sekelilingmu. Di sekelilingmu, selalu ada sosok itu. Wanita cantik, yang terlalu tersenyum. Namun memiliki hati yang jahat selama hidupnya. Bukan hanya itu saja, hantu tanpa kepala yang sering menghantui dirimu itu adalah kakekmu sendiri. Ia meninggal secara tragis di Asrama 308. Ya, benar. Asrama tempat kau tadi malam berkeliaran. Sosok wanita dan hantu tanpa kepala itu selalu bertolak belakang. Hantu tanpa kepala itu sebenarnya ingin melindungimu dari wanita itu. Sebenarnya, yang tadi malam itu adalah ulah wanita itu. Ia mengecohkanmu dengan khayalan seluruh orang terdekatmu. Teman-temanmu yang lain tidak peduli denganmu. Hanya orang yang di samping mu ini yang benar-benar setia sama kamu. Mereka iri denganmu yang selalu diberi kasih sayang,semua yang kau mau dll. Kuutus anak ini untuk menjemputmu.” Cerita panjang Mbah Sumo yang membuat aku terkejut dan sedih karena mendengar itu. Mbah Sumo juga sesekali menunjuk-nunjuk Robert. Karena Robert itu teman sejatiku, katanya
“tapi mbah, pas tadi malam itu, ada Putra ketika aku dan teman lainya di suatu kafe.”
“Apa disana sosok putra itu tak berkata apa pun?.”
“Iya mbah, sosoknya sangat pucat seperti orang sakit. Memang sih, aku sangat peduli dengan Putra saat itu. Dan aku juga kaget liat putra menagis di pinggir jalan.”
“Intinya pada malam hari itu, Sosok Putra yang bersama kalian di kafe bukanlah Putra. Putra yang sebenarnya sedang mengalami kejadian-kejadian menyeramkan disana. Dan kau putra, kita langsung saja ke ritual itu. Kalau saya cerita, perlu waktu 1 jam.” Ucapnya
Mbah Sumo mengeluarkan krenda dari dalam ruangan yang ada di rumahnya. Dan ia menyuruhku masuk kedalam krenda itu. Aku pun masuk dan tak lama Mbah sumo menutupi tubuhku dengan kain kafan. Tanganku memegang tali. Tali itu adalah tali pocong.
Mbah Sumo mulai menyiramku dengan air kembang yang membuat kain kafan yang menutupi tubuhku basah kuyup.
“ikuti pemilik tali pocong itu.!” Suruhnya
Telah kusadari, aku sudah tidak berada di dunia pada saat itu. Aku merasa diriku sudah bukan manusia. Namun, aku bisa mendengar suara Mbah Sumo disana.
“ikuti pemilik tali pocong.!”
Aku tak mengerti apa yang ia katakana. Namun, tak lama aku sudah mengerti permainan ini. Ku bisa melihat pocong yang di bilang Pemilik tali pocong itu. Ku ikuti dia sesuai yang di perintahkan Mbah Sumo.
Kudapati diriku berada di suatu ruangan. Ruangan itu terdapat sebuah kursi singgasana yang biasa di pakai raja. Namun kursi itu sangat mengerikan. Dapat kulihat, ada sosok Hantu kepala buntung itu duduk di kursi itu.
Seperti yang diceritakan Mbah Sumo, sosok itu adalah kakekku. Ada bisikan yang membisiki telingaku. “Cari kepalanya.! Cari kepalanya.!” Suara itu ternyata suara Mbah Sumo.
Kucari kepala itu. Sangat mencekam memang kejadian saat itu. Namun agar aku terlepas dari semua ini kurelakan semua nyaliku.
Akhirnya kudapati kepala itu. Setelah beberapa kali ku mengintari tempat itu. Kepala itu tergeletak di lantai. Menggelinding menuju kakiku. Ku mendengar bisikan lagi.
“kembalikan ke badanya,” “kembalikan ke badanya.”
Aku pun berlari sekencangnya ke ruangan singasana tadi. Kepala itu selalu tertawa-tawa sendiri. Membuat bulu kuduk ku berdiri.
Aku pun menuju pria itu sambil membawa kepalanya. Ku taruh kepala itu di samping kursi itu. Disana memang ada tempat yang ku kira sengaja untuk menaruh kepala itu.
Tiba-tiba kudapati aku sudah kembali ke duniaku. Ku langsung berdiri dan mendekati Mbah Sumo.
“hahhh, akhirnya. Selesai juga urusan ini.” Ucapku
“iya nak, sudah selesai. Walau belum tuntas. Wanita itu masih menempel di tubuhmu. Bukan menempel, tapi hanya menggangu. Tapi tak separah hari sebelumnya.”
“syukurlah,” kata-kata itu yang hanya bisa ku katakan.
Aku dan Robert pulang setelah itu. Robert masih tak habis pikir dengan semua ini. Ia terus menepuk pundakku.
Aku merasa tercengang. Setelah mengetahui bahwa kakekku itu sosok yang amat menyeramkan. Banyak wanita mati karena arwah jahatnya. Ternyata ia mencoba melindungiku dari sosok wanita yang telah ia bunuh beberapa tahun lalu. Wanita itu ingin membalas dendam karena kakekku membunuh dirinya dan menghancurkan keluarganya. Kini,aku dapat bernafas dengan tenang. Walau terkadang, wanita – wanita itu masih sering mengganguku.








5 Tahun Kemudian
Kini usiaku telah menginjak 24 tahun. 5 tahun berlalu begitu cepat. masa-masa sulit yang terkadang dapat mengancam nyawaku, ku lewati dengan bersusah payah. Banyak kejadian yang tidak kalian duga. Mulai dari Yoseph yang menghilang di tengah hutan, Kepala sekolahku yang mati bunuh diri dan masih banyak lagi kejadian yang tak masuk akal.
Kini aku tinggal bersama sepupuku di Bandung. Di kota ini aku hanya mengenal Rio sepupuku, dan Selina kekasihnya. Rio adalah orang yang sangat selektif,pintar,dan tak suka dengan hal yang berbau ghaib. Sebaliknya, Selina adalah wanita cantik yang Ceroboh,pemberani, dan menyukai hal-hal baru.
Tentang sahabatku, kini mereka sudah memiliki kehidupan masing-masing. Yoseph kini berkuliah di Singapura, Ivan yang tetap tinggal di Jakarta,Joe yang sukses masuk salah satu management artis di ibukota, dan Robert yang menjadi model untuk majalah lelaki. Namun walau demikian, kami masih sering melakukan videocall.


Aku melanjutkan pendidikanku di salah satu Universitas disini. Ya, walaupun aku sebatang kara di kampus. Orang-orang di kampus menganggapku aneh. Mereka menjauhiku karena mereka menganggap aku berbeda. Ya benar, aku memang berbeda. Aku bisa melihat apa yang meraka tak lihat. Aku bisa merasakan apa yang mereka tak bisa rasakan.
Kata-kata yang terkadang menyinggung dan membuat hatiku sakit pun, kiniku sudah terbiasa ku dengar. Diriku memang berubah semenjak aku mengetahui bahwa di usiaku ke-17, aku menerima wangsit berupa indra ke-enam. Wangsit itu sengaja kakekku berikan karena ia yakin bahwa aku dapat membantu orang lain dengan indra itu. Dan terkadang bukan hanya manusia yang ku bantu. Arwah seseorang yang sudah mati pun juga pernah ku bantu. Contohnya, Kuntilanak di rumah sakit salemba yang sedih karena tempat ia tinggal di gusur oleh pihak berwajib. Aku pun harus membawa dia ke tempat yang se mestinya.




14 MARET 2015
Hari ini, ku putuskan untuk menulis setiap kejadian dalam hidupku dalam buku pemberian ayahku ini.
Di tempat tinggalku saat ini, aku memiliki satu sahabat ghaib. Namanya Adjie. Ia meninggal karena bunuh diri. Ia mengaku frustasi karena keluarganya menganggap dirinya tak berguna. Ia juga terkadang mengganggu orang-orang sekitar yang berniat jahat kepadaku. Entah apa yang membuat Adjie selalu ingin berada di belakangku. Tapi yang jelas ia adalah arwah biasa. Ia dapat menghilang dari muka bumi ini suatu saat. Maka dari itu, aku tidak menaruh harapan agar dia selalu jadi temanku.
Hari ini ada kegiatan di kampus. Kegiatan itu bertujuan untuk mengenang para mahasiswa yang tewas saat kerusuhan Mei tahun 1998. Hatiku tertarik untuk mengikuti acara itu.
Waktu menunjukan pukul 12:30. Aku pun tiba  di kampus. Orang-orang disana terkejut melihat kehadiranku. Mereka menatapiku dengan penuh kecurigaan.
Acara dimulai.                                                                          Acara itu dimulai dengan doa dan sambutan kepada rektorat. Ketika acara berlangsung jujur aku tak bisa tenang. Perasaanku selalu cemas. Ketika ku melihat ke atas, di lantai 3 kampusku. Terdapat beberapa sosok yang menakutkan. Ada yang kondisi mukanya mengenaskan, ada yang seluruh mukanya tampak sangat gosong akibat kebakar, ada yang menangis terus menerus dengan raut mukan menyeramkan. Sontak aku pun mengatakan “kami disini hanya ingin mendoakan kalian. Tak lebih. Tak mengganggu.” Aku terkejut ada orang yang menanggapi perkataanku itu. Ia berkata. “ia dia benar, kami hanya ingin mendoakan kalian. Tak lebih.”
Aku pun terkejut, dan merasa di permalukan. Orang itu berkata lagi.
“hey, kamu benar kok. Niat kita disini Cuma buat berdoa aja. Ngak lebih.”
“emh. Maaf, kamu siapa?” tanyaku, dengan malu dan tak percaya diri.
“Oiya, kenalin. Aku Berto. Nama kamu?”
“Aku Putra.”
“Kamu mahasiswa jurusan apa? Kenapa aku baru melihatmu?.”
“Aku angkatan tahun kemarin yang nunggak. Mungkin karena kamu hanya menyendiri, dan selalu menyendiri. Aku selalu memperhatikan gerak-gerikmu.” Jawabnya, yang sontak membuatku kaget.
“Hai Berto.” Jawabku singkat
“Saya tau siapa kamu sebenarnya.” Ucapnya yang membuatku penasaran.
“Maksud kamu.?”
“Sudahlah, nanti kamu juga akan tahu. Kamu melihat apa disana?” sambil menunjuk lantai 3
“Tidak. Tidak melihat apa-apa.” Jawabku singkat
“oke, baiklah jika tidak mau member tahu. Senang berkenalan denganmu.”
Aku langsung segera pergi menjauhinya. Aku takut kejadian beberapa waktu lalu terulang. Disaat aku berkenalan  dengan seseorang yang belum pernah kulihat. Aku terlalu memasuki kehidupannya terlalu dalam. Dan yang ada hanya kejadian mengerikan lagi. Orang itu memiliki latar belakang penyembah setan. Ia selalu mencari tumbal. Untung saja aku dapat melarikan diri dari orang tersebut. Sebelum orang tersebut di tembak polisi yang sedang ber patroli.

“Hari ini, aku berkenalan dengan orang yang tak pernah kulihat. Aku takut kejadian waktu itu terulang lagi. Tapi, kelihatannya orang itu berniat baik dan memang benar-benar mau menjadi temanku. Aku harus bisa mulai bersosialisasi lagi. Aku juga harus mencari cara agar dapat lebih selektif dalam setiap gerak-geriknya. Di kampus aku juga melihat arwah-arwah penasaran yang tak lain dan tak bukan adalah para mahasiswa yang mati dalam kerusuhan itu. Hari ini adalah awal kehidupan baruku. Apakah kalian siap mengikuti perjalanan hidupku yang penuh ketegangan ini?.” Tulisku dalam lembaran pertama buku harianku.

15 MARET 2015

Hari ini cuaca pagi sangat mendung. Langit gelap berawan, cuaca pagi hari di Bandung yang menggigit kulit, melekat di awal hari itu.

Jumat, 13 Februari 2015

Film horror terbaru dari hitmakers studio merilis poster "TAROT"

Film horror yang di klaim menjadi film horror terseram tahun ini, Resmi merilis poster utamanya.

Film terbaru buatan HITMAKERS STUDIO yang bekerja sama untuk kelima kalinya dengan sutradara ternama "Jose purnomo" ini akan di putar serentak pada 7 mei 2015 di bioskop - bioskop indonesia,brunei,malaysia dan singapura.

Trailer untuk film ini sendiri akan di unggah pada bulan maret mendatang. So? wajib di tunggu ya guys!!!

Rabu, 11 Februari 2015

[COMING SOON]
 




TAROT! It will scare the hell out of you!
Film horror terbaru garapan sutradara ternama Jose Purnomo di klaim menjadi FILM HORROR TERSERAM tahun ini.
Setelah sukses menggemparkan penonton dengan film RUMAH GURITA yang dapat menembus angka 350.000 penonton, Tahun ini Hitmakers studio kembali dengan film horror terbarunya.
"Film ini akan jauh lebih baik dan jauh lebih menegangkan dari film-film kami sebelumnya" tulis Hitmakers studio melalui akun twitter officialnya.
"Film ini juga bakalan jadi film terseram tahun ini" tambahnya.
Hitmakers studio juga mengUpload beberapa adegan di film itu. Bisa di lihat, bahwa Film terbarunya ini memiliki latar warna yang tidak se kuning film Rumah gurita.
Pengambilan gambarnya pun menggunakan teknologi yang juga digunakan oleh Film Transformer.
Dari segi cerita, film ini berani tampil beda dari film - film indonesia lainnya.
Yang pastinya, Hitmakers studio selalu menampilkan gebrakan-gebrakan baru di setiap filmnya.

official Trailer & Poster juga akan di rilis pada awal maret mendatang, bersamaan dengan di rilisnya film Rumah Gurita (The house of octopus) di beberapa negara (malaysia,thailand,brunei,singapura).
Hitmakers studio tahun ini akan merilis 3 film baru yang pastinya berkualitas. TAROT, SUNSHINE BECOMES YOU, dan 1 judul masih di rahasiakan.
Sunshine becomes you adalah film drama pertama hitmakers yang di adaptasi dari novel mega bestseller illana tan dengan judul sama. Film drama pertama itu pun akan 100% syuting di amerika.
Film - film terbaru hitmakers dapat di nobatkan menjadi Film yang wajib di tonton tahun ini.
So? Keep support Hitmakers studio!

film TUYUL menarik perhatian masyarakat.